LINTAS24NEWS.com – Para petani Desa Ranca Bango, Kecamatan Rajeg, manfaatkan jembatan menjadi bendungan. Tujuannya agar air Sungai Cileles mengalir ke lahan persawahan padi mereka.
Bendungan dirakit menggunakan sejumlah bahan dari potongan bambu, papan dan batang pohon. Hal tersebut terpaksa mereka lakukan karena Sungai Cileles mengalami pendangkalan.
Di sisi lain, kekhawatiran muncul bila tiba-tiba air kiriman dengan debit yang tinggi datang dari hulu sungai tersebut, tidak hanya mengalir ke persawahan padi. Namun juga naik ke permukiman warga.
Ketua RW 09 Desa Rajeg Kusnadi MZ menuturkan, sejumlah perumahan atau pemukiman yang berdampingan dengan sungai tersebut pernah terendam banjir pada Februari 2021.
“Sekarang sudah menjelang awal tahun 2022, kami khawatir musibah serupa kembali terjadi. Apalagi, ada dibuat bendungan yang menghalangi aliran air sungai,” ujarnya, kepada wartawan, Jumat (12/11).
Oleh sebab itu, Kusnadi berharap dinas terkait memberikan solusi terbaik agar tidak ada pihak yang dirugikan. Petani tetap dapat mengairi persawahan padi mereka dan musibah banjir tidak terjadi lagi.
“Mungkin, salah satu solusinya adalah normalisasi sungai yang sudah mengalami pendangkalan. Bahkan penyempitan itu,” ujarnya.
Kusnadi menambahkan, sejumlah wilayah yang mengalami banjir pada Februari 2021, antara lain di wilayah Desa Rajeg, Sukamanah dan Sukatani, Kecamatan Rajeg. Ke tiga wilayah tersebut berada di wilayah Selatan Desa Ranca Bango.
Terpisah, Sekretaris Desa Ranca Bango Idris mengatakan, petani di desanya sengaja membuat bendungan di Sungai Cileles, agar air sungai mengalir ke persawahan padi mereka.
“Itu dilakukan pada musim kemarau saja pada musim tanam ini. Nanti kalau sudah panen pasti mereka bongkar bendungannya,” pungkas Idris. (Red/Ibg)