LINTAS24NEWS.com – Bimbingan Teknis (Bimtek) Petani Milenial di UPTD Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) yang berlokasi di Suka Bakti, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, pada Kamis, 5 September 2024, dimulai pukul 08:00 Wib. Direktur Warung Smart Farm, Muhamad Obo menyalakan semangat di kalangan petani milenial, menginspirasi mereka untuk merangkul teknologi dan kolaborasi untuk merevolusi sektor pertanian Indonesia.
Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang ini mengumpulkan para petani milenial, pejabat pemerintah, dan para pemateri yang berpengalaman untuk membahas strategi pertanian berkelanjutan dan ketahanan serta keamanan pangan.
Kegiatan mengangkat tema “Mengembangkan Usaha Agribisnis Melalui Strategi Praktis dan Kolaborasi Dalam Membangun Komunitas Petani Milenial. Acara Berlangsung Dengan Lancar dan sangat Hangat Yang di Hadiri Oleh Kadis Pertanian Kabupaten Tangerang, Narasumber H. Linda Nurhayati Dari Provinsi, Direktur Warung Smart Farm, Muhamad Obo dan Edo Dari Kabupaten tangerang.
Muhamad Obo, orang yang berpengalaman dalam industri agribsinis di sektor pertanian, menekankan pentingnya membangun komunitas dan adopsi teknologi bagi petani milenial. Dia mengusulkan model kolaboratif di mana petani dapat memanfaatkan platform seperti Warung Smart Farm dan Puskargo untuk terhubung dengan pembeli, memastikan harga yang adil dan distribusi yang efisien. Dengan memanfaatkan kekuatan alat digital, petani dapat mengakses informasi pasar, praktik terbaik, dan jaringan pendukung.
“Kita mencari para pionir di beberapa Kecamatan untuk bisa bermitra dengan kami dan pembelian hasil-hasil pertanian di Kabupaten Tangerang di PusKagro dan Warung Smart Farm bisa bekerja sama dengan petani-petani yang ada di 29 Kecamatan. Di mana, Bupati Zaki dulu membuat agro-agro ini untuk transaksi para petani,” terang Obo. Selain itu juga para pengusaha-pengusaha yang ada di Kabupaten Tangerang.”
Tantangan Menarik Petani Muda
Bimtek ini menyoroti masalah mendesak penurunan minat dalam pertanian di kalangan anak muda. Faktor-faktor seperti kepemilikan lahan yang terbatas, kurangnya akses teknologi, dan persepsi rendahnya profitabilitas telah berkontribusi pada tren ini. Namun, para pembicara menekankan potensi besar pertanian, terutama dalam konteks meningkatnya permintaan global untuk sistem pangan berkelanjutan.
“Harapannya agar petani milenial ini semangat untuk bertani karena memang bertahan itu sesungguhnya menjanjikan bisa jadi pengusaha karena tidak ada yang lebih menarik dibandingkan dengan bisnis pertanian di perdagangan sayur-mayurnya,” tukas Obo.
Dukungan Pemerintah dan Penguatan Petani
Pejabat pemerintah, termasuk kepala Dinas Pertanian Tangerang, berjanji mendukung petani milenial. Mereka menyoroti pentingnya program dan kebijakan pemerintah yang memberikan petani sumber daya dan pelatihan yang mereka butuhkan untuk sukses. Dengan memberdayakan petani untuk membuat keputusan yang tepat dan mengadopsi praktik inovatif, pemerintah bertujuan untuk memastikan sektor pertanian yang berkelanjutan dan makmur.
Kepala Dinas Pertanian Ir. Asep Jatnika Sutrisno, M.M Sekaligus Membuka Acara Bimbingan Teknis Petani Milenial Kabupaten Tangerang, ia Juga menyampaikan kepada Peserta Bimtek Petani Milenial.
Menurut Permentan No. 04 tahun 2019 pasal 1 menyebutkan petani milenial adalah petani berusia 19 tahun sampai dengan 39 tahun dan/atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital.
Kita Harus Bangkit Karna Yang di butuhkan adalah Kaum Milenial yang harus memiliki Manset kedepan, Bagaimana untuk menciptakan perubahan dalam diri kita tentunya. dari mulai penghasilan yang melebihi dan mendapatkan keuntungan yang pesat dari sebuah agribisnis pertanian dan ketahan pangan,” ucapnya.
Pesan inspiratif Muhamad Obo beresonansi dengan para peserta, yang meninggalkan lokakarya merasa termotivasi dan bersemangat. Seiring dunia bergulat dengan tantangan perubahan iklim dan ketidakamanan pangan, peran petani milenial semakin penting. Dengan merangkul inovasi dan bekerja sama, para pelopor pertanian muda ini dapat membantu membangun sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan tangguh.
(*)