LINTAS24NEWS.com, TANGERANG – Suparmo (40) asal Kampung Kebon Nangka, Desa Karang Serang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang sejak tahun 2012 menekuni usaha sebagai pengrajin ban vulkanisir.
Selama belasan tahun, ban-ban bekas yang dianggap tak layak pakai tersebut ditangan Suparmo disulap kembali. Ban bekas dilakukan proses pembuatan kembang diulir ulang dengan cara disisir atau disuntik.
Ditemui dirumahnya, Suparmo seorang Bapak dari dua anak itu mengatakan, sebelum ban bekas dibuatkan kembang ada proses pemilahan terlebih dahulu tak semua ban bekas bisa dipakai.
“Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, jadi ban harus yang masih tebal, jangan patah hill, jangan pecah samping atau jebol,” terangnya.
Suparmo mengatakan, ban-ban bekas diperolehnya dari hasil membeli dibeberapa bengkel langganan atau siapa saja yang mau menjual nya ketika berkeliling.
“Ban bekas saya beli dari mana aja pas waktu keliling. Kalau sekarang ada langganan juga, harga satuan saya beli Rp 3 ribu sampai Rp 5 rbu,” ungkapnya.
Setelah proses pembuatan kembang, Suparmo menjualnya seharga Rp 12 ribu sampai Rp 15 ribu.
“Kalau sama pasang Rp 25 atau Rp 30 ribu,” ujarnya.
Vulkanisir memang lazim ditemukan di penjual ban yang menjual harga bannya jauh lebih murah dari ban baru pada umumnya, sehingga ketahanannya pun jauh berbeda dengan yang baru.
“Ketahanan bisa sampai 4 atau 5 bulan sesuai kondisi ban,” ungkapnya.
Jika ingin menggeluti usaha seperti Suparmo, tentunya harus memiliki kemampuan khusus, yakni hafal 1000 kembang ban. Dengan begitu, dalam sehari Suparmo bisa mendapatkan hasil dari keahliannya sebanyak 20 hingga 50 ban.
“Saya dulu belajar dari temen, awalnya gak mudah karena harus hafal 1000 kembang ban, tapi sekarang saya bisa dapat 20 sampai 50 ban sehari nya,” kata Suparmo.
“Ya walaupun hasil yang didapat tak seberapa, tapi saya tetap bersyukur,” tukasnya.
(Adi/red)