LINTAS24NEWS.com, TANGERANG – Kepala SMA Hiro ZMR membantah telah melakukan penganiayaan terhadap IJ (16) siswa kelas XII. Rabu (1/2/2023).
“Saya tidak memukul apalagi menganiaya, saya hanya menyentuh pipi siswa tersebut agar ia sadar bahwa saya sedang mengajarkan tata cara meletakan kitab-kitab dengan baik dan rapih,” kata Kepala SMA Hiro, ZMR kepada wartawan melalui telepon selularnya. Rabu (1/2/2023).
“Karena saat saya berikan arahan, siswa tersebut pergi begitu saja tanpa menghiraukan perkataan yang sedang saya ucapkan,” sambungnya.
Selain itu, ZMR menambahkan pihaknya tidak melakukan pemukulan seperti yang diceritakan siswa kepada orang tuanya. “Saya hanya mengayunkan sorban dari atas ke arah pundak bagian belakang siswa, dan itu pun tidak dengan emosional,” ujarnya.
Pihaknya mengaku, sangat tidak menyangka jika cara yang ia lakukan untuk mengajarkan sesuatu yang baik kepada siswa berujung permasalahan.
Apalagi menurutnya, cara yang ia ajarkan kepada siswa adalah cara dimana sikap seorang muslim menempatkan kitab suci pada tempat dan posisi yang terbaik bukan malah terbalik.
Pada pemberitaan sebelumnya, Seorang Siswa SMA Hiro Teluknaga Tangerang Diduga Dianiaya Oleh Kepala Sekolah
Seorang siswa kelas XI SMA Hidayaturrohman (Hiro) Desa Tegal Angus, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang diduga dianiaya oleh kepala sekolah. Selasa (31/1/2023).
Peristiwa dugaan penganiayaan terhadap I (16) terjadi di dalam lingkungan sekolah, saat itu para siswa-siswi baru saja selesai melaksanakan ibadah sholat dhuha.
Orang tua siswa, Nurjen (50) membenarkan, bahwa anaknya diduga dianiaya oleh kepala sekolah SMA Hidayaturrohman berinisial ZMR. Nurjen mengatakan, peristiwa itu bermula saat anaknya yang diperintahkan oleh kepala sekolahnya itu untuk menyusun kitab-kitab disebuah rak. Namun karena diduga tidak rapih dan terbalik, kepala sekolah tersebut kemudian diduga memukul kepala anaknya tersebut.
“Benar anak saya mengaku dikeplak kepalanya sama Pak Aceng pakai tangan. Dan pakai sorban berkali-kali,” kata Nurjen saat dikonfirmasi dellik.id via telepon, Selasa (31/1/2023).
Saat itu, dirinya yang mengaku mendapatkan informasi dugaan penganiayaan yang dialami putranya tersebut, langsung mendatangi sekolah untuk mendapatkan kronologis yang sebenar-benarnya. Namun upaya untuk bertemu dengan kepala sekolah pun tidak membuahkan hasil.
“Kepala sekolahnya engga ada, tadi wakil kepseknya yang datang kerumah mengaku minta maaf atas kejadian itu. Tapi kenapa engga kepseknya saja yang datang! kan lebih bagus,” ujarnya.
Atas sikap tersebut, pihaknya mengaku sangat menyayangkan lantaran kepala sekolah yang dinilai memiliki pendidikan dan wawasan yang lebih tinggi itu tidak secara langsung datang dan meminta maaf.
“Anak saya psikologisnya keganggu dan tidak mau kembali bersekolah di tempat itu. Saya masih menunggu informasi dari kepala desa terkait langkah yang saya akan ambil selanjutnya,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Desa Tegal Angus, Kecamatan Teluknaga, Jabal Nur mengatakan, bahwa hingga saat ini pihaknya masih berupaya untuk mendapatkan keterangan dari kepala sekolah. Hal itu dilakukan untuk mengetahui keterangan dari kedua belah pihak.
“Belum ketemu sama kepseknya, masih diupayakan supaya dapat keterangan dari keduanya,” ucap Jabal Nur.
Dihubungi terpisah melalui telepon selularnya, kepala sekolah SMA Hidayaturrohman ZMR tidak dapat dihubungi. Hingga berita ini diterbitkan, dellik.id masih berupaya menghubungi pihak sekolah.
(Ade Maulana/Adi)