LINTAS24NEWS.com – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tangerang mencatat angka kasus stunting mengalami penurunan dari 16.100 menjadi 9.200 kasus pada tahun 2022.

Hal tersebut dikatakan oleh dr Hendra Tarmizi bahwa angka kasus stunting atau penyakit gagal tumbuh pada anak di Kabupaten Tangerang mengalami penurunan yang signifikan.

“Pada tahun 2021 sebelumnya, angka stunting di kita ada 16.100 kasus dan kemarin di akhir tahun 2022 terdata ada 9.200 kasus. Jadi ada penurunan hampir 100 persen,” kata Hendra, Jumat (27/1/2023).

Lanjutnya, Hendra menjelaskan angka tersebut adalah hasil survei status gizi Indonesia yang terdapat delapan Kabupaten atau Kota di Provinsi Banten dengan penurunan kasus stunting itu, sehingga Kabupaten Tangerang berada di posisi empat besar terbanyak kasus kekerdilan pada anak.

Baca juga:  Bupati Zaki Terima Penyerahan Aset Senilai Rp74 Miliar dari Kementerian PUPR

“Jadi berdasarkan survei, bahwa Kabupaten Tangerang berada di posisi ke empat dari delapan Kabupaten atau Kota di Provinsi Banten,” jelasnya.

Menurut Hendra, dengan jumlah tersisa 9.200 kasus kekerdilan terhadap anak saat ini merupakan sebuah bukti nyata dalam penanganan stunting yang dilakukan, sehingga kerjasama tim percepatan penurunan dari berbagai stakeholder membuahkan hasil cukup positif.

“Ini adalah hasil dari upaya kita bersama para stakeholder terkait penekanan angka stunting, baik program-program dari Dinas Kesehatan maupun dari DPPKB,” ujarnya.

Tambahnya, Hendra juga menuturkan dengan hasil positif dari penekanan angka tersebut, pihaknya akan terus berupaya melakukan percepatan penurunan stunting di tahun 2023 ini, dengan cara turun ke lapangan untuk mengedukasi masyarakat dan melakukan revitalisasi posyandu.

Baca juga:  Lapak Limbah di TPA Jatiwaringin Tangerang Ludes Terbakar

“Nantinya dari Dinas Kesehatan akan terus melakukan pengobatan terhadap anak yang stunting, kemudian DPPKB lakukan sosialisasi dan pencegahan kepada keluarga yang beresiko stunting secara door to door,” tuturnya.

Kendati demikian, selain melakukan sosialisasi dan pengobatan dalam pencegahan itu, pihaknya juga ke depan akan bekerja sama dengan Dinas Permukiman setempat untuk melakukan pembangunan fasilitas jamban layak bagi keluarga kurang mampu di daerah itu.

“Sementara sampai sekarang untuk wilayah Kabupaten Tangerang yang terdata sebaran kasus stunting paling banyak yaitu di wilayah utara, dimana terdapat kurang lebih 300 kasus stunting di setiap Kecamatan-nya,” tukasnya.

(Bandi/red)