LINTAS24NEWS.com – Warga Kampung Lontar RT. 03/11, Desa Kalibaru, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, dilanda keresahan akibat banjir yang telah merendam tempat tinggal mereka selama beberapa hari. Banjir ini dilaporkan mulai terjadi sejak tiga hari yang lalu, menurut keterangan warga setempat.

“Sebelum hujan turun, air sudah naik ke tengah perkampungan akibat aktivitas pengurugan oleh pengembang. Ditambah lagi dengan hujan, banjir semakin parah,” ungkap seorang warga yang ditemui di lokasi pada Rabu, 18 Desember 2024.

Warga mengeluhkan kurangnya perhatian dari pihak pengembang yang melakukan pengurugan tanpa terlebih dahulu melakukan normalisasi saluran tersier di belakang perkampungan. Mereka yakin, jika pengembang melakukan normalisasi dan air dialirkan ke sungai, banjir seperti ini bisa dihindari atau setidaknya cepat surut.

Baca juga:  Diduga Sopir Mengantuk, Elf Tabrak Truk 2 Orang Tewas

“Jika pengembang memperhatikan dan melakukan normalisasi saluran tersier, air akan cepat mengalir ke sungai dan banjir tidak akan separah ini,” keluh seorang warga.

Tak hanya pengembang, warga juga menyalahkan Pemerintah Kabupaten Tangerang yang dianggap lalai dalam mengawasi aktivitas pembangunan. Mereka berharap pemerintah tidak hanya sekadar mengeluarkan izin, tetapi juga melakukan pengawasan lingkungan secara berkala untuk mencegah bencana seperti ini.

Kondisi ini menarik perhatian masyarakat dan media lokal, serta mendesak pihak terkait untuk segera mengambil tindakan guna mengatasi masalah banjir yang terus menerus menghantui Kampung Lontar.

Warga Menggelar Aksi Protes

Puluhan warga tampak berkumpul di lokasi proyek menggelar aksi protek kepada pengembang.

Sebelumnya, puluhan warga Desa Kalibaru, yang mayoritas adalah ibu rumah tangga, menggelar aksi unjuk rasa di depan proyek kawasan BLP pada Jumat, 29 November 2024. Aksi ini dipicu oleh keluhan warga terkait genangan air yang sering melanda pemukiman mereka, terutama saat hujan turun.

Baca juga:  Kanwil BPN Banten dan Kantah Kabupaten Lebak Raih Penghargaan di HUT TNI Ke 77

Warga menduga bahwa aliran air dari proyek BLP menjadi salah satu penyebab utama banjir di wilayah mereka. Mereka menuntut agar pihak pengembang menutup saluran air yang menghubungkan proyek tersebut dengan pemukiman warga.

“Kami sudah tidak tahan lagi dengan kondisi ini. Setiap hujan turun, rumah kami selalu terendam banjir,” ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Saat warga berkumpul, perwakilan perusahaan yang berada di lokasi sempat meminta warga untuk menandatangani surat pernyataan jika saluran air ditutup. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh warga.

(Ibong/red)