Berita  

Pulau Cangkir Banyak Diminati Wisatawan, Ternyata di Pulau Kecil Ada Maqom ini!

Menyerupai cangkir
Pintu masuk wisata pulau cangkir, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang.

LINTAS24NEWS.com, TANGERANG – Apabila Anda pergi ke Kabupaten Tangerang, kemudian mengamati bagian pesisir utaranya, Anda bisa menjumpai sebuah kota yang sangat unik karena bentuknya yang menyerupai cangkir. Pulau yang memiliki luas 4,5 hektar tersebut dinamai sesuai dengan bentuknya, yaitu Pulau Cangkir.

Mungkin banyak dari kalian yang bertanya wisata apa yang ada di pulau kecil yang menyerupai cangkir ini, walaupun banyak orang yang mengatakan wisata tapi sebenarnya hal yang dilakukan lebih mirip dengan ziarah, karena di dalamnya terdapat makam dari salah seorang ulama besar di Banten.

Pulau Cangkir terletak di Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, berjarak sekitar 25 Km dari kota tangerang atau sekitar 1,5 jam perjalanan. Kawasan pulau Cangkir semula seluas 4,5 Ha.

Baca juga:  Musrenbang Kecamatan Kosambi Sukses Dilaksanakan, Dadang Sudrajat: Semoga Semua Usulan Dapat Terealisasi 2024

Melansir dari laman resmi Dinas Pariwisata Provinsi Banten, dahulunya pulau tersebut merupakan daratan terpisah dari Pulau Jawa sebelum masyarakat membuat jalan penghubung untuk memudahkan para peziarah. Lintasan tanah yang menjadi jalur penghubung utama tersebut dibuat tahun 1995 dan merupakan hasil swadaya penduduk setempat dengan pengurus situs ziarah.

Menyerupai cangkir
Maqom Pangeran Jaga Lautan yang bernama asli Syekh Waliyuddin seorang ulama besar yang berasal dari Banten.

Pulau cangkir menjadi objek wisata ziarah karena di dalamnya terdapat maqom Pangeran Jaga Lautan yang bernama asli Syekh Waliyuddin seorang ulama besar yang berasal dari Banten. Maqom inilah yang menjadikan pulau cangkir sebagai tempat wisata religi yang tidak hanya dikenal oleh masyarakat Banten, bahkan seluruh nusantara.

Baca juga:  Melalui Program Qurban Polri Presisi Polsek Pakuhaji Penyerahan Sapi ke Ponpes Daarul Ansor

Di Pulau Cangkir pengunjung tidak hanya dapat berwisata ziarah. Kawasan yang juga kerap disebut dengan nama Pulau Cangkir Kronjo tersebut memiliki panorama hutan mangrove yang tersebar di sepanjang jalur menuju pulau.

Pengunjung juga dapat mengamati kehidupan nelayan sehari-hari mulai dari merawat kapal hingga mengolah hasil tangkapan. Ada pula galangan untuk membuat atau memperbaiki kapal para nelayan.

(Adi/rdk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *