Menjelang masa Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya memastikan seluruh prasarana jalan rel dan jembatan berada dalam kondisi aman, andal, dan siap operasi. Langkah ini dilakukan guna mendukung kelancaran serta keselamatan perjalanan kereta api selama periode angkutan padat akhir tahun.
Kesiapan tersebut diwujudkan melalui serangkaian pemeriksaan, pemeliharaan preventif, serta peningkatan intensitas pemantauan lapangan di seluruh lintas operasional Daop 8 Surabaya. Wilayah kerja Daop 8 mencakup lintas sepanjang 578,396 kilometer spoor (Kmsp) dan 1.118 unit jembatan, terdiri dari 211 jembatan Kelas I, 161 jembatan Kelas II, dan 746 jembatan Kelas III.
Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, menyampaikan bahwa pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan oleh tim prasarana, khususnya Unit Jalan Rel dan Jembatan, untuk memastikan seluruh infrastruktur siap menghadapi lonjakan perjalanan penumpang.
“Kami melaksanakan pemeriksaan dan pemeliharaan preventif dengan melakukan pengecekan berkala pada seluruh lintas, termasuk jalan rel, jembatan, terowongan, dan bangunan pelengkap lainnya. Pemeriksaan ini mencakup pengencangan sambungan, pengecekan bantalan, drainase, serta struktur utama jembatan untuk memastikan kondisinya tetap prima,” ujar Luqman.
Selain inspeksi rutin, KAI Daop 8 Surabaya juga melakukan pengukuran geometri jalan rel menggunakan KA Ukur, memeriksa Daerah Pantauan Khusus (Dapsus) dengan menempatkan personel siaga di titik-titik rawan, serta menjalin koordinasi intensif dengan Balai Teknik Perkeretaapian (BTP), Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan instansi terkait lainnya.
Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk memastikan keandalan operasional perjalanan kereta api, sekaligus memberikan rasa aman dan nyaman bagi pelanggan. Pemeriksaan mencakup aspek teknis seperti kondisi rel, sambungan, bantalan, wesel, dan lengkung, serta memastikan tidak ada korosi maupun retakan pada struktur jembatan.
Dalam pelaksanaannya, tim prasarana menerapkan tiga jenis perawatan utama:
– Perawatan rutin, dilakukan secara periodik sesuai jadwal;
– Perawatan preventif, untuk mencegah kerusakan dan memperpanjang umur prasarana;
– Perawatan korektif, untuk memperbaiki kerusakan yang telah teridentifikasi.
Selain menjaga infrastruktur, peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) juga menjadi perhatian utama. KAI Daop 8 Surabaya secara berkelanjutan memberikan pelatihan teknis kepada petugas prasarana, serta memanfaatkan teknologi pemantauan seperti CCTV di daerah Dapsus untuk mendeteksi potensi gangguan secara dini.
“Kami tidak hanya fokus pada pemeriksaan fisik, tetapi juga mengoptimalkan teknologi pemantauan jarak jauh. Dengan CCTV di sejumlah titik pantauan khusus dan sistem pelaporan digital, potensi gangguan dapat terdeteksi lebih cepat sehingga penanganan bisa dilakukan segera,” jelas Luqman.
Sebagai bentuk kesiapan tambahan menjelang Nataru, KAI Daop 8 juga meningkatkan frekuensi pemeriksaan lintas melalui kegiatan Pemeriksaan Perjalanan Jalan (PPJ) di luar jadwal reguler. Di titik-titik rawan, Daop 8 menambah tenaga siaga dan petugas jaga di perlintasan tidak terjaga, serta menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di empat lokasi strategis yang mudah dijangkau untuk penanganan cepat jika terjadi rintang jalan.
“Kami berkomitmen memastikan seluruh peralatan, fasilitas, dan material jalan rel dalam kondisi siap operasi sesuai standar dan prosedur yang berlaku. Pendekatan ini tidak hanya menekan potensi gangguan, tetapi juga mengoptimalkan efisiensi biaya perawatan tanpa mengurangi aspek keselamatan,” tambahnya.
Tim Unit Jalan Rel dan Jembatan memiliki peran vital dalam menjaga keandalan prasarana, mulai dari pemantauan rutin, identifikasi potensi gangguan, hingga penanganan cepat di lapangan. Setiap temuan atau tindakan korektif didokumentasikan secara terintegrasi untuk evaluasi dan peningkatan berkelanjutan.
“Keselamatan adalah prioritas utama kami. Melalui kesiapan prasarana yang andal, pemantauan berbasis teknologi, serta personel yang siaga 24 jam, kami berkomitmen mendukung kelancaran perjalanan kereta api selama masa Nataru agar masyarakat dapat bepergian dengan aman, nyaman, dan tepat waktu,” tutup Luqman.
Dengan berbagai langkah tersebut, KAI Daop 8 Surabaya menegaskan komitmennya dalam memastikan keandalan infrastruktur jalan rel dan jembatan sebagai bagian penting dari upaya menjaga keselamatan perjalanan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi kereta api.
Artikel ini juga tayang di vritimes
