LINTAS24NEWS.com – Sekitar 500 siswa SMA Negeri 12 Kabupaten Tangerang baru saja menuntaskan pendidikan mereka dan menerima Surat Keterangan Lulus (SKL). Sebagai bentuk kebersamaan terakhir sebelum mereka melangkah ke jenjang kehidupan berikutnya, mereka menggelar perjalanan bertajuk Wisata Saba Banten. Pihak sekolah menegaskan bahwa kegiatan ini bukan wisata kelulusan, melainkan perjalanan edukatif yang memperkenalkan sejarah dan kebudayaan daerah mereka sendiri.

 

Mengenal Sejarah Banten, Lebih dari Sekadar Perjalanan

Dalam perjalanan Saba Banten, para siswa mengunjungi Masjid Agung Banten yang merupakan salah satu ikon sejarah dan religius di Provinsi Banten. Selain berziarah, mereka juga mendapatkan wawasan tentang sejarah pendirian provinsi tersebut.

“Banyak siswa yang belum mengetahui siapa pendiri Provinsi Banten dan sejarahnya. Dengan perjalanan ini, mereka bisa memahami lebih dalam tentang daerah mereka sendiri,” ungkap Humas SMAN 12 Kabupaten Tangerang, Bambang Haryanto, pada Rabu, 7 Mei 2025.

Menurut Bambang, selama ini banyak siswa lebih familiar dengan destinasi wisata di luar Banten, seperti Jawa Barat dan Yogyakarta. Wisata Saba Banten ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk memahami kekayaan sejarah dan budaya di tempat mereka tinggal.

Baca juga:  Bagaimana Perencanaan yang Baik untuk Sistem Audio Visual di Kantor Bisa Menciptakan Produktivitas dan Menurunkan Capital Expenditure

 

Momen Kebersamaan Sebelum Memasuki Babak Baru

Selain memberikan wawasan sejarah, perjalanan ini menjadi ajang silaturahmi terakhir bagi para siswa sebelum mereka melangkah ke dunia yang lebih luas, baik itu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, memasuki dunia kerja, atau mengambil jalur lain sesuai minat mereka.

“Kami berharap perjalanan ini memberikan kenangan indah sebelum mereka berpisah dan memasuki fase baru kehidupan. Kelulusan bukanlah akhir, melainkan awal dari jendela baru menuju masa depan,” ujar Bambang.

 

SKL Dibagikan Secara Online, Tidak Ada Pembagian di Lokasi Wisata

Isu mengenai pembagian SKL di lokasi wisata sempat beredar, namun Bambang dengan tegas membantah hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa SKL telah dibagikan secara online sehari sebelumnya, sehingga tidak ada pembagian dokumen secara fisik di tempat wisata.

Baca juga:  IHSG Melemah, Pasar Kripto Menunjukkan Ketahanan

“Kami memastikan SKL sudah diterima oleh siswa sebelum perjalanan dilakukan. Tidak ada pembagian SKL di lokasi wisata,” katanya.

Menghargai dan Mengenali Identitas Sendiri

Melalui perjalanan ini, pihak sekolah ingin menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan daerah sendiri, serta membuka wawasan bagi siswa yang mungkin selama ini lebih mengenal tempat lain.

“Harapan kami, mereka tidak hanya mengenal tempat wisata luar daerah, tetapi juga memahami keindahan dan sejarah tempat tinggal mereka sendiri,” jelas Bambang.

Sebagai pesan penutup, Bambang menyampaikan harapan agar para siswa tetap menjaga nama baik sekolah dan meraih kesuksesan dalam bidang apa pun yang mereka pilih.

“Semoga mereka menjadi pribadi yang sukses dan membanggakan keluarga serta sekolah. Apa pun jalan yang mereka tempuh nanti, yang terpenting adalah menjalani kehidupan dengan jujur dan penuh tanggung jawab,” pungkasnya.

(Red)