LINTAS24NEWS.com – Aktivitas galian C di Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, kembali menjadi sorotan publik setelah sempat terhenti. Operasi penggalian yang kini berlanjut memicu keresahan di kalangan warga setempat.

Berbagai dampak negatif, seperti debu tebal, kerusakan jalan, dan kekhawatiran akan kerusakan lingkungan, menjadi keluhan utama yang disampaikan oleh masyarakat.

Pada Minggu, 16 Maret 2025, terlihat sejumlah truk pengangkut tanah beroperasi di jalanan, meninggalkan jejak debu yang mengganggu pernapasan dan memperburuk kondisi jalan yang sudah rusak. Warga setempat mengungkapkan kekhawatiran mereka, tidak hanya terkait gangguan aktivitas sehari-hari, tetapi juga potensi longsor dan penurunan kualitas air tanah akibat aktivitas galian ini.

Baca juga:  Dubes India Resmikan Pameran Seni Bertajuk Sacred Geometry

“Sebelumnya, galian ini sempat berhenti, tapi sekarang beroperasi lagi. Kami sebagai warga merasa sangat dirugikan. Debu berterbangan, jalan jadi rusak, dan rawan kecelakaan,” ungkap seorang warga setempat dengan nada kecewa. Keresahan ini mencerminkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas galian.

Donal, seorang aktivis lingkungan di Tangerang, juga menyuarakan keprihatinannya. Ia mempertanyakan legalitas dari operasi galian tersebut. “Galian ini, apakah sudah memiliki izin resmi atau belum? Kalau belum, ini sudah masuk pelanggaran lingkungan,” tegasnya. Ia menyoroti dampak aktivitas tersebut terhadap kenyamanan masyarakat dan ekosistem sekitar, yang semakin terancam oleh kegiatan yang tidak terawasi.

Baca juga:  Perampingan OPD di Banten Bermodal Pergub, Pengamat: DPRD Harus Segera Panggil Pj Gubernur

Meskipun keluhan warga telah disampaikan berulang kali, aktivitas galian tampaknya masih terus berlanjut tanpa adanya tindakan tegas dari pihak berwenang. Warga berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk mengevaluasi izin dan dampak dari kegiatan ini, demi menjaga keselamatan dan kenyamanan masyarakat.

Hingga berita ini diturunkan, baik pemerintah setempat maupun pengelola galian belum memberikan tanggapan resmi terkait aktivitas galian tanah C ini. Keresahan warga semakin meningkat, menunggu kepastian dan tindakan nyata dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah yang ada.

(Red)