LINTAS24NEWS.com – PT Nikomas Gemilang produsen sepatu olah raga di Cikande, Kabupaten Serang, Provinsi Banten akan merumahkan 1.600 karyawan yang masih bekerja, karena adanya dampak dari ekonomi global.
Perlu diketahui, PT Nikomas Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri garmen yang memproduksi sepatu dengan merek dagang Nike, Adidas, dan Puma.
Sementara itu, Humas PT Nikomas Gemilang Danang Widi mengatakan bahwa pendaftaran pengunduran diri sukarela itu dibuka pada 11 sampai dengan 12 Januari 2023 dan seluruh hak karyawan akan dibayar tunai oleh perusahaan, sesuai peraturan yang berlaku.
“Konflik Rusia Ukraina diawal tahun, kenaikan harga bahan bakar secara global, tingkat inflasi yang tinggi, penurunan pesanan dan pengaruh berbagai faktor internasional lainnya, menyebabkan pasar sepatu olah raga internasional menurun drastis dan harga bahan baku terus meningkat,” kata Danang dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/1/2023).
Lanjutnya, Danang juga menuturkan bahwa perusahaan alas kaki tersebut mengaku telah menempuh berbagai cara agar tidak ada pengurangan, namun tidak berdaya melawan kondisi ekonomi global yang lebih ketidakpastian saat ini.
“Berbagai hal telah kami lakukan seperti stop rekrutmen, tidak ada lembur, pengurangan jam kerja dan program cuti khusus, namun tidak dapat kami hindari dan dengan berat hati kami harus melaksanakan program pengunduran diri sukarela,” tutur Danang.
Danang menambahkan bahwa keputusan merumahkan ribuan karyawannya itu merupakan pilihan terakhir dan telah dilakukan diskusi dengan serikat buruh hingga pemerintah daerah (Pemda).
“Pihak perusahaan mengatakan upaya perampingan keuangan juga dilakukan melalui pengurangan jam kerja, penggajian hanya 70 persen agar semua bisa tetap bekerja, dan tetap mendapat gaji meski hanya bekerja 3 hari,” pungkasnya.
Menurut Danang, pihak perusahaan sudah berusaha untuk tetap bertahan, tetapi berbagai macam cara dilakukan tetap tidak bisa menyelamatkan kondisi seperti ini.
“Sejauh ini kita selalu berdiskusi dengan serikat, stakeholder pemerintah seperti Disnaker, jadi alhamdulillah sampai saat ini tidak ada yang protes, karena kita selalu menjelaskan ini bukan kemauan perusahaan,” ujarnya.
(Bandi/red)