Apa Keutamaan Puasa Arafah dan Tarwiyah? Begini Penjelasannya

Puasa Arafah

LINTAS24NEWS.com, Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan saat umat Islam berada di bulan Dzulhijjah adalah puasa. Yakni puasa sunah yang dilaksanakan pada hari Arafah dan Tarwiyah.

Puasa Tarwiyah adalah puasa sunah yang dikerjakan pada tanggal 8 Dzulhijah. Sedangkan puasa Arafah yakni dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Dan puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Sedangkan teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa lain.

Keutamaan
Mengutip dari laman NU, keutamaan puasa Arafah ini bisa disimak antara lain dalam hadits yang diriwayatkan Abu Qatadah rahimahullah, Rasulullah bersabda:

“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas,” (HR Muslim).

Sementara puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah, yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.

Baca juga:  Ketua DPRD Kab Tangerang Terima Penghargaan 'The Best Legislator and Performance 2022'

Dikatakan hadits ini dhaif (kurang kuat riwayatnya) tapi para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits dhaif dalam kerangka fadla’ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.

Lagi pula hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa. Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah, daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa,” (HR Bukhari)

Baca juga:  Ketua Umum DPP HAPI Resmi Laporkan Didi Tasidi

Puasa Tarwiyah dan Arafah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jamaah haji yang sedang menjalankan ibadah di Tanah Suci.

Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia, maka umat Islam Indonesia melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat. Ini didasarkan pada perbedaan posisi geografis semata.

Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi: “Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku”.

Baca juga:  JAM-Pidum Setujui 10 Pengajuan Restorative Justice

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu’anhu, Rasulullah bersabda: “Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun,” (HR Bukhari Muslim).

Dengan demikian, sebaiknya menyempatkan untuk melaksanakan puasa pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah lantaran sarat dengan keutamaan.

(Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *