Semarang, 26 September 2025 — Webinar Green Skilling #24 yang berhasil diselenggarakan pada 11 September lalu menghadirkan kolaborasi antara LindungiHutan dan Pendopo Indonesia. Webinar ini fokus pada isu keberlanjutan, menyoroti strategi penanaman mangrove untuk mengatasi abrasi pesisir, dukungan bagi pengrajin lokal, hingga peran storytelling dalam memasarkan produk budaya dan memperkuat kesadaran lingkungan.

LindungiHutan menekankan pemanfaatan teknologi untuk memudahkan publik berdonasi pohon sekaligus memantau perkembangannya secara daring. Sejak berdiri pada 2016, platform ini telah memfasilitasi penanaman lebih dari 1 juta pohon, sebagian besar mangrove, yang tidak hanya berdampak pada ekosistem pesisir tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat sekitar.

Baca juga:  Target Investasi Rp13.000 Triliun Indonesia: Peluang untuk Bisnis dan Perluasan Tenaga Kerja

Sementara itu, Pendopo Indonesia berbagi pengalamannya mendukung UMKM dan perajin lokal agar dapat tumbuh secara berkelanjutan. Melalui kolaborasi, Pendopo berupaya memperkuat warisan budaya Indonesia, termasuk menjaga teknik pewarnaan alami dan menampilkan tenun tradisional dalam pertunjukan fesyen yang melibatkan generasi muda. Pendekatan ini diharapkan mampu mengurangi limbah industri sekaligus meningkatkan nilai ekonomi produk budaya.

Diskusi juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh banyak pihak selama pandemi COVID-19, terutama dalam menjaga kesinambungan proyek lingkungan dan mendukung kapasitas pengrajin lokal. Dalam sesi itu, Putu Laura dari Pendopo Indonesia menyampaikan, “Kami melihat bahwa narasi budaya dan cerita lokal menjadi kunci agar usaha kerajinan tidak hanya bertahan, tetapi berkembang bersama konservasi alam.” Pernyataan ini memperkuat betapa storytelling punya peran strategis dalam memasarkan produk lokal sekaligus mengangkat nilai lingkungan.

Baca juga:  Marwah Pengadilan Diuji: Sidang Charly Chandra Diwarnai Sorakan Pendukung

Melalui webinar ini, baik LindungiHutan maupun Pendopo Indonesia menegaskan bahwa merangkul tujuan lingkungan, sosial, dan budaya secara bersamaan bukan hanya idealisme, tetapi keharusan di era saat ini. Langkah sederhana seperti menanam mangrove atau mendukung kerajinan lokal dapat menjadi pintu masuk transformasi yang lebih besar, asalkan dikerjakan secara kolaboratif dan berkelanjutan.

Artikel ini juga tayang di vritimes