LINTAS24NEWS.com – Martabak merupakan jajanan pasar yang banyak diminati masyarakat dari dahulu hingga sekarang, sebab memiliki cita rasa yang bersahabat di lidah.

Jawalir penjual martabak sudah 15 tahun berkiprah menjajaki profesi tersebut, biasa berjualan di depan minimarket perempatan oja tepatnya di Jalan Raya Mauk, Desa Pisangan Jaya, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, ia berjualan mulai pukul 05:00 WIB sampai pukul 24:00WIB.

Terdapat dua jenis martabak, yakni martabak manis dan martabak telor dimana kedua menu ini selalu berdampingan, setiap penyajiannya terdapat bermacam toping sehingga penggemar tidak bosan untuk menyantapnya di kala santai maupun sebagai buah tangan keluarga di rumah.

Baca juga:  Menyambut HUT RI ke 77, Ratusan Masyarakat Kecamatan Sepatan Ikuti Acara Coulorrun

Seiring perkembangan zaman, toping yang disajikan bervariasi mulai dari ketan hitam, kacang hijau, kacang tanah, keju, hingga taburan biji wijen, di sisi lain martabak juga bisa dipesan berbagai ukuran tergantung permintaan pembeli.

Harga yang ditawarkan pun bervariatif, mulai dari harga Rp. 20.000 per porsi sampai harga Rp. 60.000 per porsi untuk ukuran martabak jumbo spesial.

Jika ditanya soal keuntungan, jawalir menjelaskan banyak pertimbangan untuk menghitung penghasilan laba bersih setiap bulannya, hal ini dikarenakan bahan baku pembuatan martabak sering naik turun akibatnya mempengaruhi penjualan.

“Telor, gula, sama minyak kadang suka naik jadi berpengaruh ke penjualan, omset juga tergantung ramai ngganya pembeli jadinya ngga nentu,” ucap Jawalir kepada lintas24news.com, Sabtu (3/12/2022).

Baca juga:  Peringati Milad Ke-1 Paseba Tangerang Utara Gelar Gebrak Masker Di Oja Sepatan

Lebih detail jawalir memaparkan, modal awal dagang sekitar Rp. 9.000.000 untuk membeli grobak dan sewa tempat, Rp. 700.000 untuk modah membeli bahan martabak.

“Sewa tempat awal dagang sekitar Rp. 300.000 cuma tiap tahun naik, sekarang sewa tempat, air, sama listrik udah mencapai Rp. 800.000 per bulan,” tuturnya.

Dirinya berharap kepada pemerintah untuk menurunkan harga bahan menjadi normal dan di kemudian hari dapat terus stabil sehingga pedagang berjualan dengan lebih semangat.

(Ndi/red)