Telkom percaya generasi muda tak hanya perlu mahir AI, tapi juga paham dampaknya dan siap menciptakan solusi

Disrupsi yang dipicu oleh pesatnya perkembangan teknologi, khususnya akal imitasi, telah mengubah wajah dunia kerja secara drastis. Beragam jenis pekerjaan mulai tergantikan oleh otomatisasi, sementara permintaan terhadap keterampilan baru meningkat tajam. Namun, minimnya akses terhadap pelatihan kecerdasan buatan, kesenjangan literasi teknologi, dan belum terintegrasinya kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri membuat generasi muda berisiko tertinggal. Di tengah perubahan ini, penguasaan keterampilan baru serta pemahaman yang etis terhadap teknologi menjadi semakin mendesak.

Menanggapi kondisi tersebut, Telkom Indonesia melalui program Indigo menyelenggarakan AI Connect dengan tema “Skillset Penting untuk Pekerjaan di Era AI”. Kegiatan ini berlangsung pada 25 Juli 2025 di Telkom Landmark Tower, Jakarta, dan diikuti oleh 35 peserta dari berbagai latar belakang. AI Connect menghadirkan tiga narasumber, yaitu Andreas Tjendra (AI National Advisor), Abil Sudarman (AI Consultant), dan Andika Deni Prasetya (Founder & CEO Rakamin), yang membagikan perspektif seputar keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi transisi dunia kerja berbasis AI. Melalui diskusi interaktif, para peserta diajak memahami pentingnya berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, adaptabilitas, serta kesadaran etis dalam mengadopsi teknologi.

Baca juga:  MENGGALI KEKUATAN ALAM BAWAH SADAR: KISAH JOSE SUALANG DAN PENTINGNYA PENYEMBUHAN HOLISTIK DARI DALAM DIRI

esi panel diskusi AI Connect: Skilset Penting dalam Pekerjaan untuk Era AI

Menurut Andreas Tjendra, tantangan terbesar saat ini bukan terletak pada ketersediaan teknologi, melainkan pada kesiapan individu dalam memanfaatkannya secara bijak dan merata. Andreas menekankan bahwa perkembangan AI tidak seharusnya memperlebar kesenjangan, tetapi justru menjadi peluang untuk menciptakan sistem pembelajaran yang lebih inklusif. Dalam pandangannya, talenta muda Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh bersama teknologi, asalkan didukung oleh akses dan pendekatan belajar yang relevan.

Patricia Eugene Gasperz, Senior Manager Indigo Telkom Indonesia, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Telkom untuk memperkuat kapasitas digital generasi muda. Menurutnya, ruang dialog seperti AI Connect tidak hanya penting untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga untuk membangun pola pikir yang kritis, kreatif, dan bertanggung jawab. Patricia berharap para peserta dapat tumbuh sebagai individu yang tidak hanya mampu menggunakan teknologi, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan solusi. “Kami percaya bahwa pemahaman terhadap AI bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan fundamental,” ujarnya.

Baca juga:  WSBP Catatkan Pertumbuhan Pendapatan 31,58% Sepanjang 2024

Melalui sesi panel dan interaksi langsung bersama para praktisi, peserta memperoleh wawasan teknis sekaligus perspektif strategis dan etis dalam menghadapi era kerja berbasis AI. Forum ini memberikan nilai tambah bagi peserta sebagai calon tenaga kerja masa depan, sekaligus memperluas akses pengetahuan kepada masyarakat melalui pemanfaatan berbagai produk unggulan Telkom, seperti BigBox, BigSocial, dan BigVision, yang mendukung transformasi digital di sektor pemerintahan, industri kreatif, dan lainnya.

Telkom Indonesia melalui Indigo akan terus menghadirkan program pengembangan kapasitas yang selaras dengan dinamika zaman. Harapannya, inisiatif ini dapat menjadi langkah konkret untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar pengguna AI, tetapi juga menjadi pemain aktif dalam lanskap teknologi global.

Artikel ini juga tayang di vritimes