Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis hasil simulasi historis yang menunjukkan peluang signifikan bagi harga BTC untuk menembus level US$140.000 pada akhir Oktober 2025.
Menurut laporan yang dikutip dari Cointelegraph, Peterson menggunakan ratusan simulasi berbasis data historis harian Bitcoin sejak tahun 2015. Hasilnya cukup mengejutkan: 50% skenario menunjukkan harga BTC bisa berada di atas US$140.000 pada akhir bulan, sementara sekitar 43% skenario lainnya memperkirakan harga justru akan ditutup di bawah US$136.000.
Dengan harga BTC saat ini yang masih berada di kisaran US$122.000, kenaikan sekitar 14,7% dibutuhkan untuk mencapai target ambisius tersebut. Walaupun peluang ini terbilang tinggi, volatilitas yang menjadi ciri khas pasar kripto membuat para investor tetap harus berhati-hati.
Sentimen Pasar Kripto Menguat
Peluang naiknya harga Bitcoin tidak terlepas dari sejumlah faktor pendukung. Beberapa analis menilai optimisme investor masih tinggi menjelang kuartal keempat, periode yang secara historis dikenal sebagai salah satu musim bullish bagi BTC.
Selain itu, meningkatnya adopsi institusional dan penguatan narasi Bitcoin sebagai “emas digital” turut memperkuat ekspektasi. Sejumlah perusahaan keuangan global pun semakin banyak menawarkan produk berbasis Bitcoin, yang berpotensi memperluas akses dan minat investor baru.
Namun demikian, tidak sedikit juga pihak yang mengingatkan potensi risiko. Ketidakpastian kondisi makroekonomi global, kebijakan suku bunga bank sentral, serta regulasi yang terus berkembang menjadi variabel yang dapat memengaruhi pergerakan harga secara signifikan.
Pentingnya Akses Data dan Investasi yang Aman
Bagi investor ritel, akses terhadap informasi dan data pasar yang akurat menjadi kunci dalam mengambil keputusan investasi, terutama ketika harga kripto bergerak dengan cepat. Di sinilah peran aplikasi investasi menjadi sangat penting.
Salah satu aplikasi investasi yang semakin populer di Indonesia adalah Nanovest. Melalui Nanovest, investor tidak hanya bisa memantau pergerakan aset kripto seperti Bitcoin, tetapi juga saham Amerika Serikat dan emas digital dalam satu aplikasi. Hal ini memberikan keleluasaan bagi investor untuk melakukan diversifikasi portofolio, yang merupakan strategi penting dalam mengurangi risiko.
Bagi yang baru ingin memulai perjalanan investasi, Nanovest menawarkan kenyamanan sekaligus keamanan. Investor tidak perlu khawatir soal risiko cybercrime karena aset di Nanovest telah dilindungi oleh asuransi Sinarmas. Selain itu, aplikasi ini telah terdaftar dan berlisensi resmi sebagai Pedagang Aset Keuangan Digital dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga terjamin kredibilitas dan legalitasnya.
Nanovest juga mudah diakses karena sudah tersedia di Play Store maupun App Store, menjadikannya pilihan tepat baik untuk pemula maupun investor berpengalaman yang ingin terus memantau peluang di pasar.
Momentum yang Tidak Boleh Dilewatkan
Apabila prediksi Peterson benar, Oktober ini bisa menjadi salah satu momen bersejarah bagi Bitcoin. Lonjakan harga hingga menembus US$140.000 tentu akan semakin memperkuat narasi bullish dan menarik lebih banyak investor baru ke pasar kripto.
Namun, peluang 50% juga berarti ada kemungkinan yang sama besar bagi BTC untuk tidak mencapai level tersebut. Karena itu, investor disarankan tetap menggunakan pendekatan bijak, mengelola risiko, dan tidak hanya bergantung pada prediksi semata.
Bagi para penggiat investor yang ingin ikut merasakan momentum pasar ini, penggunaan platform investasi yang aman dan terpercaya menjadi langkah awal yang bijaksana. Dengan Nanovest, pengguna bisa mulai mengeksplorasi aset kripto sekaligus memperluas wawasan ke instrumen lain seperti saham global dan emas digital.
Artikel ini juga tayang di vritimes