RIAU – Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau, Jenri Salmon Ginting menghadiri sekaligus memberikan sambutan pada acara Normalisasi Kendaraan Over Dimensi dan Over Loading (ODOL) di Terminal A Bandar Raya Payung Sekaki Kota Pekanbaru, Selasa (16/2/2021).
Melalui sambutannya, Jenri mengatakan selain bersilaturahmi dengan insan perhubungan, pelaku sosial, usaha pemaku kepentingan tranportasi dan seluruh stekholder namun juga berjuang mewujudkan konektivitas transportasi, keselamatan transportasi, serta kenyamanan transportasi.
“Kita berkumpul di sini dengan satu persepsi yaitu satu tekad semangat bahwa indonesia Zero Over Dimension Over Loading (ODOL) di tahun 2023,” kata Jenri.
Baca juga : Kementerian ATR/BPN Imbau Jajaran Untuk Menjadi Duta Informas Soal Sertifikat Elektronik
Semangat tersebut bukan sekedar konsep pemikiran, bukan juga sekedar gagasan tetapi sudah mengobarkan inplementasi bahkan tindakan tegas sebagai wujud integritas dalam menegaskan aturan sehingga melakukan normalisasi terhadap kendaraan odol.
“Untuk itu kami sangat mengapresiasi kepada semua pihak bahwa mewujudkan jalan raya bebas odol merupakan harapan bersama, bukan harapan pemerintah semata karena banyak kerugian dengan keberadaan kendaraan odol salah satunya inprastruktur jalan rusak,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dampak lain dari kendaraan odol adalah perekonomian melambat akibat arus transportasi barang lambat dan keberadaan odol juga memperkecil mudi bayar efek dari perdagangan.
Seharusnya dengan adanya industri dan usaha usaha angkutan barang maka masyarakat tempatan semakin tumbuh karena semakin banyaknya mobilitas barang keluar masuk dalam satu kawasan.
“Tetapi semua ini disapu bersih oleh kendaraan odol, mungkin secara matematika pihak perusahaan merasa diuntungkan karena ongkos dapat diminimalisir dengan kendaraan odol,” lanjutnya.
Jelasnya bahwa kendaraan odol kalau dinilai dan diteliti maka dapat diambil kesimpulan bahwa kendaraan odol akan merusak investasi sendiri bagi instansi karena usia kendaraan akan semakin pendek karena kapasitas mesin tidak lagi sesuai dengan beban yang diangkut, sehingga memperlambat distribusi usaha sendiri. (MCR)