Jakarta, 22 Oktober 2025 – PT Pelindo Solusi Logistik (“SPSL”), Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang mengelola layanan terintegrasi di Kawasan pelabuhan dan hinterland development, berpartisipasi dalam The 4th Seminar on Indonesia Economic Outlook (IEO) 2026 yang diselenggarakan oleh Supply Chain Indonesia (SCI) di Hotel JS Luwansa, Jakarta (7/10).

Kegiatan tahunan yang berlangsung selama tiga hari ini menjadi forum strategis untuk memaparkan perkembangan ekonomi lintas sektor serta proyeksi ekonomi nasional tahun mendatang. Tahun ini, IEO menghadirkan lebih dari 150 peserta dari berbagai kalangan industri, akademisi, hingga lembaga pemerintah.

Berdasarkan data Supply Chain Indonesia (SCI), sektor transportasi dan pergudangan diproyeksikan akan memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp1.500,28 triliun hingga akhir tahun 2025, dan meningkat menjadi Rp1.703,21 triliun pada 2026, tumbuh masing-masing sebesar 9,03 persen dan 9,31 persen (c-to-c).

Transformasi Logistik Nasional Berbasis Efisiensi dan Digitalisasi

Dalam forum tersebut, Direktur Utama SPSL Joko Noerhudha hadir sebagai narasumber dengan topik “Peran Logistik Pelabuhan dalam Mendorong Peningkatan Efisiensi Logistik Nasional.” Dalam paparannya, Ia menyoroti berbagai tantangan global yang memengaruhi rantai pasok internasional, mulai dari krisis di Laut Merah, meningkatnya tensi geopolitik, hingga kemacetan di sejumlah pelabuhan dunia.

Dalam menanggapi tantangan global dan menciptakan efisiensi rantai pasok, Direktur Utama SPSL mengatakan bahwa Pelabuhan harus melakukan evolusi terutama pada system Pelabuhan menjadi intermodal transport yang berorientasi pada Supply-Chain Integrated Port. Mengingat Pelabuhan memegang peranan penting dalam rantai pasok terutama di Indonesia yang 90% export-importnya melalui laut. Sehingga, efisiensi logistic nasional dapat terlaksana.

Baca juga:  Pemerintah Kecamatan Sepatan Laksanakan Giat Gotong Royong Bersama Pemdes Pondok Jaya Dan Warga

“Transformasi bidang transportasi dan distribusi nasional harus berorientasi pada efisiensi dan integrasi. SPSL berperan memperkuat konektivitas pelabuhan dengan kawasan industri dan hinterland melalui digitalisasi dan standarisasi layanan. Tujuannya adalah menghadirkan sistem transportasi dan distribusi yang andal, efisien, dan berdaya saing global,” ungkapnya.

Oleh karena hal tersebut, sebagai bagian dari Pelindo Group, SPSL memegang peran strategis dalam mendorong efisiensi proses transportasi dan distribusi nasional melalui Inisiatif integrasi antara Pelabuhan dengan Kawasan Industri dalam rangka menciptakan ekosistem terintegrasi yang kemudian berdampak pada efisiensi biaya logistik. Selain hal tersebut, SPSL juga mengadopsi penerapan teknologi untuk mendukung orkestrasi layanan logistik.

Langkah-langkah tersebut memperkuat transparansi dan efektivitas rantai pasok nasional, sekaligus menjadi bagian dari komitmen SPSL dalam menghadirkan solusi transportasi dan distribusi terintegrasi dan berkelanjutan dalam mendorong peningkatan efisiensi logistik nasional.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Ketahanan Ekonomi Nasional

Turut hadir dalam seminar hari pertama antara lain CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi, Transport Specialist World Bank Hafida Fahmiasari, Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi, Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti, Perencana Ahli Utama Kementerian PPN/Bappenas Taufik Hanafi, Komite Regulasi Teknis GAPMMI Yunawati Gandasasmita, serta Sales & Marketing Division Head JBA Indonesia Johan Wijaya.

Baca juga:  Bullish Emas Masih Terjaga, Awas Risiko Koreksi Jika Fed Tahan Suku Bunga

CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menjelaskan bahwa forum tahunan ini bertujuan memberikan tinjauan menyeluruh terhadap kondisi ekonomi nasional, sekaligus mengulas tantangan dan peluang di tengah dinamika global.

“Event ini merupakan acara tahunan, tentang review ekonomi selama setahun terakhir dan melihat proyeksi di tahun selanjutnya. Perbedaannya saat ini diwarnai konflik geo politik yang pasti mempengaruhi perekonomian. Termasuk sektor logistik, dalam hal ini arus barang global. Makanya, di hari pertama kita mengundang pembicara untuk menyampaikan berbagai hal yang terkait perkembangan secara makro,” ujarnya.

Menutup sesinya, Joko Noerhudha menegaskan pentingnya kolaborasi antara pelabuhan, pelaku transportasi dan distribusi, dan industri untuk membangun ekosistem rantai pasok yang terkoneksi dan adaptif terhadap tantangan global.

“Melalui sinergi antar sektor, Indonesia dapat memperkuat ketahanan transportasi dan distribusi nasional dan berkontribusi dalam menciptakan rantai pasok regional yang tangguh dan berkelanjutan,” tutup Joko Noerhudha.

– selesai –

Artikel ini juga tayang di vritimes