LINTAS24NEWS.com Diduga dianggap mengganggu lingkungan. Warga Desa Babakan Asem, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, meminta proyek pengurukan ditutup total dan tidak beroperasi lagi selamanya.

Pasalnya, proyek yang berada di Kampung Suka Karya Rt 02/10, Desa Babakan Asem tersebut menggunakan mobil truk pengangkut tanah, yang setiap hari melintasi jalan poros desa, rumah warga dan sarana pendidikan.

Dikarenakan mobil-mobil truk pengangkut tanah tersebut menimbulkan bising, ngebul dan kemacetan, yang membuat aktivitas warga serta anak sekolah terganggu. Selain itu, mobil truk bertonase berat bisa merusak jalan.

“Warga merasa terganggu adanya proyek pengurukan, karena berisik, ngebul dan merusak jalan, warga minta proyek tersebut ditutup,” ucap tokoh pemuda Desa Babakan Asem, inisial MWN kepada wartawan, Selasa (4/10/2022).

Selain menimbulkan kebisingan dan ngebul, kata MWN, mobil bertonase berat tersebut bisa menimbulkan bahaya untuk anak-anak yang lalu lalang di jalan. Dan juga sangat mengganggu aktivitas warga yang melintas.

“Kita juga khawatir anak-anak yang bermain terkena tabrak mobil tonase berat, kemudian saat mobil truk tersebut berpapasan jadi macet, ini jelas sangat mengganggu pengguna jalan,” tukasnya.

Baca juga:  Tak Main-main, Jaksa Agung Tindak Tegas Oknum Jaksa Nakal

Menurut pria yang akrab disapa WN, proyek pengurukan yang saat ini sedang berjalan, belum memiliki izin dari warga disekitaran tempat tinggalnya. Sehingga dirinya dan warga lain merasa terganggu adanya lalu lalang mobil bertonase berat di lingkungannya.

“Untuk di Desa Babakan Asem di sekitaran tempat tinggal saya proyek tersebut belum ada izin dan belum sosialisasi. Kemudian mobil bertonase berat melintas siang malam, kadang tiga unit, kadang dua unit,” tuturnya.

Hal serupa diucapkan warga Desa Babakan Asem, inisial DD merasa terganggu semenjak adanya proyek pengurukan di Kampung Suka Karya. Karena menurutnya bila jalan poros desa setiap hari dilintasi mobil bertonase berat akan hancur.

“Sangat mengganggu sekali proyek pengurukan ini, soalnya jalan poros desa kita kecil, kalau ada mobil yang keluar dua atau tiga unit berpapasan tidak bisa lewat, kemudian banyak anak kecil yang bermain takut tertabrak, dan jalan bisa hancur, minta ditutup,” ujarnya.

Baca juga:  DPC Ppmi Kabupaten Tangerang Berbagi Takjil dan Buka Puasa Bersama

Di lokasi yang sama, masih warga Desa Babakan Asem, inisial L menyebut mobil bertonase berat yang membawa tanah untuk proyek pengurukan di Kampung Suka Karya menimbulkan debu dan akan merusak jalan poros desa, tidak boleh beroperasi lagi.

“Termasuk saya merasa terganggu, karena banyak debu ngebul jalan jadi kotor, kemudian jalan jadi rusak, karena tonase berat mobil tersebut tidak sesuai dengan kekuatan jalan, saya juga menolak adanya pengurukan dan harus ditutup,” cetusnya.

Dilokasi berbeda, saat dihubungi via telpon WhatsApp pihak proyek pengurukan, Rw So Ut mengaku pekerjaan yang dijalaninya sudah disetujui warga Desa Babakan Asem. Akan tetapi dirinya belum mengetahui peruntukan lokasi tersebut.

“Disini sudah kondusif semua warga Desa Babakan Asem, tidak ada yang komplain, alhamdulillah memang masih pada keluarga, luas lokasi yang diuruk lima ribu, saya cuma nguruk aja, tidak tahu mau dibangun untuk apa,” ungkapnya.

(Ibong/red)