LINTAS24NEWS.com, TANGERANG – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane diduga tidak memperhatikan nasib para petani yang setiap saat selalu mengurus dan merewat saluran air tersier agar mereka bisa mengairi sawahnya pada saat musim tanam.
Namun saat adanya pembangunan saluran tersier yang mestinya diswakelolakan kepada para petani diduga dipihak ketigakan kepada kontraktor sebagai pelaksana kegiatan pembangunan saluran tersebut.
“Sekarang wewenangnya dibalai semua kalau UPT sekarang cuma mengelola pembuangan sampah itu juga kalau ada anggarannya,” kata HS salah satu ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) kepada wartawan, Sabtu 18 November 2023.
Lebih lanjut HS menjelaskan berbeda dengan yang terdahulu pembangunan saluran air tersier itu dikelola dan diserahkan kepada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dimasing-masing wilayah.
“Mungkin sekarang mah dikasih kepemborong dia yang mau kerjasama, sekarang mah tidak ada lagi swakelola dari para petani,” pungkasnya.
Diketahui pembangunan saluran air tersier di Desa Rawabkni sedang dilaksanakan dan sudah berlangsung sekitar 12 hari namun papan informasi proyek tidak nampak terlihat di sekitar lokasi pembangunan.
Tidak hanya itu para pekerja pada proyek pembangunan saluran air tersebut para pekerjanya sebagaian besar bukan para petani setempat melainkan dari luar bahkan ada yang dari Cirebon.
Sampai berita ini diterbitkan pihak BBWS Ciliwung-Cisadane belum memberikan penjelasan meski sudah dikonfirmasi lewat sambungan WhatsApp.
(Ibong/rdk)